Hari Moekti, Dari Rocker Ke Pendakwah

Yang Admin tahu Hari Moekti terkenal saat mengorbitkan lagu Hanya Satu Kata bersama grup band ADEGAN. Dan buat kamu yang ingin mengenal secara lebih lengkap tentang penyanyi ini admin mengutip artikel dari http://blogs.unpad.ac.id. Cukup singkat tapi lebih mengena dan admin rasa lengkap untuk kehidupan dia selama berkarir di dunia musik. Berikut artikelnya.

Penyanyi bertubuh kekar yang dibesarkan di Cimahi Bandung ini terkenal dengan aksi panggungnya yang lincah, terutama menaiki tumpukkan sound system di panggung. Hari Moekti mengakhiri kariernya sebagai penyanyi dengan menjadi dai pendakwah.

Penyanyi dengan nama asli Haridi Wibowo berubah namanya menjadi Harry Moekti ketika banyak yang menanyakan dirinya Hari yang mana?.. yang dijawab itu hari kakaknya Moekti, jadilah dia dipanggil Hari Moekty. Hari lahir di Cimahi Kabupaten Bandung pada tanggal 25 Maret 1957. Sejak kecil hingga menamatkan studinya di SMA, hari-hari Hari Moekti dihabiskan di Cimahi dan Bandung.

Kemudian sebagai anak tentara, Hari mengikuti orang tuanya yang pindah tugas ke Semarang. Di kota Semarang Hari pernah menjadi room boy di Hotel Patra Jasa Semarang selama satu tahun. Dari kota Semarang pula karier Hari Moekti dalam bidang musik dimulai. Hari dan beberapa kawannya membentuk grup band Darodox (dari bahasa jawa yang berarti nderedeg atau gemetar).

Tahun 1980 sesudah ayahnya meninggal, Hari kembali ke Bandung. Di Bandung Hari bergabung dengan Orbit band, Primas band bersama Tommy Kasmiri, kemudian New Bloodly band. Perjalanan musik Hari kemudian dilanjutkan di kota Jakarta dengan bergabung bersama Makara dari tahun 1982 sampai tahun 1985. Namun ketika Hari melakukan rekaman solo grup ini bubar. Suatu hal yang dianggap mengangkat kariernya adalah ketika bergabung denga Krakatau tahun 1985.

Rekaman Hari Moekti yang “meledak” adalah Lintas Melawai tahun 1987. Kemudian Satu Kata bersama grup band ADEGAN. Selama kariernya Hari telah membuat tujuh album rekaman, albumnya yang terkahir adalah Di Sini. Album terakhir itu dibuat ketika Hari mulai menekuni agama Islam lebih mendalam, sehingga Hari tidak melakukan promosi dengan mengadakan show seperti yang dilakukan setiap penyanyi ketika albumnya muncul. Akibatnya album terakhir itu kurang laku di pasaran.

Dunia yang dekat petualangan alam adalah dunia Hari yang lainnya ketika masih menjadi penyanyi. Ia sempat membuat klub panjat tebing di Sukabumi, juga menjadi anggota SAR, aktif dalam olah raga Arung Jeram (search and Rescue) kemudian mengikuti kursus terjun payung di Australia. Semua itu dilakukannya dari tahun 1990 sampai 1996. sumber info

Dan berikut daftar lagu Hari Moekti yang bisa kamu download:

Ada Kamu.mp3
Aku Suka Kamu Suka.mp3
Apel Pertama.mp3
Dalam Kegelapan.mp3
Hujan Rindu.mp3
Maukah Kamu.mp3
Nona Nona Nona.mp3
Read More

Manusia Hebat

Aku terpaku di bilik kamar yang sempit. Sebuah ember berwarna hijau daun berisi tumpukan pakaian kotor ku tatap lekat-lekat. Hanya tatapan kosong yang terbesit di pelupuk mata. Tidak lama kualihkan tatapanku ke arah tumpukan buku-buku islam. Ada juga di antaranya terserak acak di lantai keramik berwarna putih bening.

Ufh...

Nafas terasa berat menyesak di antara kerongkongan. Kepulan demi kepulan asap rokok menebar memenuhi ruangan sempit. Tidak mudah menjalani hidup sesuai dengan apa yang telah aku baca. Tauhid Islam, Fiqh Islam, Cara Hidup Ummat Ini, dan banyak buku seputar dunia islam sudah aku baca. Tapi jiwa terasa kering.

"Tok..tok..tok.."

Sesaat aku terkesima mendengar suara pintu diketuk, "Ufh, ada tamu."

Dengan rasa berat aku membuka pintu dan menjamu tamu. Obrolan demi obrolan, curhat yang tidak berujung, terkadang diselingi tawa yang kupaksakan. Waktu seolah berjalan cepat. Dari pagi ke pagi lagi. Dari hari berganti hari lagi. Tidak ada perubahan dalam gerak langkah hidupku.

"Hebat kamu yah!!"

"Apanya yang hebat?"

"Yah, diri kamu itu loh!"

"Masya Allah?! Ada apa sih dengan diri saya."

"Haa..!! Kamu jangan pura-pura tidak tahu!"

"Ah, Tolong jelaskan?! Ada apa ini?"

"Kamu betul-betul tidak tahu atau kamu pinter tapi bego haa!!"

"Masya Allah. Saya betul-betul tambah bingung. Tolong saya. Ada apa?"

"Kamu tidak takut apa yang akan terjadi setelah kamu mati, itu hebat. Kamu tidak perduli dengan kehidupan di akhirat kelak, itu hebat. Dan lebih hebat lagi ilmu kamu disimpan bak kain kotor dalam ember, sehingga yang keluar hanya bau apeknya."

"Uf, Astaghfirullah.." aku terhenyak dari tidurku.

Antara percaya dan tidak kuingat kembali kata-kata itu. Betulkah aku hebat. Astaghfirullah, ku kemas diri pribadi menuju kamar mandi. Percikan air dingin di pagi yang masih gelap menyentuh tubuh kotor yang hebat ini. Tubuh menggigil dan samar-samar suara azan berkumandang menyentuh telinga.

"Ya Allah, Ampunillah Hamba yang penuh dengan lumuran dosa ini." Ucapku lirih.

Betul, hari yang masih gelap. Dan hanya beberapa orang saja menghadiri jamaah subuh di masjid yang amat luas dan megah ini. Hmm... Hanya manusia pilihan yang mampu datang di jamaah shalat subuh. Ufh... Manusia yang hebat.

Read More

Penjual Nyawa

Saat kanak-kanak, ketika hari pasaran Wage, kami selalu waswas bertemu Pak Timbil. Sebanding dengan ketakutan kami akan "montor pelet", mobil bergambar gunting yang diisukan mengambil mata anak-anak untuk dibuat cendol. Pak Timbil terkenal sebagai penjual nyawa, yang harus kulakan nyawa dengan cara menculik anak-anak sebagai tumbal.

Sebagai belantik kambing, dia berputar mengikuti rotasi hari pasaran. Bila Wage dia ke Pedan, Kliwon ke Klembon, Pon ke Jatinom, Paing ke Prambanan, dan Legi ke Delanggu. Tak ada hari istirahat kecuali baru tidak enak badan. Sebetulnya, bukan hanya kambing saja yang diperjualbelikannya. Tapi bila tak ada uang, atau kantongnya terlalu tipis, dia melenggang kangkung saja tanpa membawa apa-apa. Tabiat itu jadi rahasia umum sehingga sering ada yang berceloteh: "Uang Pak Timbil sedang banyak!" atau "Pak Timbil sedang tidak punya uang!" Dia menanggapi dengan senyum atau menjawab sambil tertawa: "Ya!"

Tidak pernah memakai alas kaki walau tanah jalan becek atau terbakar kemarau. Tetapi setelah jalan desa banyak yang diaspal dia memakai sandal jepit. "Tak tahan kakiku kena panas aspal!" katanya setiap kali disapa orang. Seolah minta dimaklumi kalau dia keluar dari pakemnya. Pak Timbil juga keluar dari tabiatnya yang lain. Dia tidak pernah lagi melenggang tanpa barang dagangan, walau mungkin yang dibawanya hanya anak bebek, anak kelinci, bahkan pernah membawa anak tupai. Bila ada yang menanyakan perubahannya itu, dia menjawab, "Biar tidak tergantung nasib pada ternak besar saja!" Setelah berlangsung cukup lama, orang jadi biasa, tidak menganggap perubahan itu sebagai hal yang aneh lagi.

Lalu gelar penjual nyawa didapat dari mana? Bermula ketika lahir tabiat barunya, yang suka mengunjungi orang sekarat. Suatu hari ada yang sedang sekarat di Desa Jambukidul, desa yang selalu dilaluinya bila ke Pasar Pedan. Kerabat si sakit sudah pasrah kalau akan diambil-Nya. Pak Timbil singgah, mendoakan agar calon almarhum diberi jalan lapang dan bersih. Pak Timbil memijit jari kakinya agar sedikit memberi rasa nyaman. Saat dipijit tangannya itulah, si sekarat bergerak, menyalangkan mata, tersenyum, dan bangun dari sekaratnya. Kerabatnya gembira, lalu ayam yang dibawa Pak Timbil dibeli untuk dipelihara. Anehnya, ketika ayam yang dibeli itu mati terlindas motor, si sekarat yang sembuh itu tiba-tiba mati. Mungkin itu hanya sebuah kebetulan semata dan segera dilupakan orang.

Di lain waktu, ketika dia sedang menuntun seekor kambing, ada yang sekarat karena usianya memang sudah uzur. Pak Timbil mampir memijitnya. Aneh, nyawa yang sudah sampai di ujung tenggorokan kembali ke tempat semula. Laki-laki uzur itu bangkit lagi. Orang-orang jadi gempar. Lalu, kambing Pak Timbil dibeli untuk syukuran. Ketika kambing mati disembelih, si uzur yang sehat kembali itu tiba-tiba terjengkang dan mati. Acara syukuran pun berubah jadi duka. Orang teringat dengan kejadian pertama.

Ada lagi, yaitu ketika ada bocah sekarat dari keluarga kaya yang sembuh oleh sentuhannya. Anak bebek betinanya dibeli lalu dipelihara dengan manja. Ketika saatnya bertelur tidak diizinkan lewat jalur resmi, tapi dengan operasi cesar supaya saluran kloakanya tidak rusak. Dengan harapan umur si bebek jadi lebih panjang. Bebek itu mati tua dan ternyata seumuran bebek itu pula tambahan usia si bocah.

Sejak itu Pak Timbil dianggap sebagai orang orang keramat dan jadi perbincangan di mana-mana. Ternyata perpanjangan nyawa itu sebanding dengan umur binatang yang dibeli dari Pak Timbil. Tapi Pak Timbil tetap seperti dulu, berjalan kaki ke pasar dengan membawa ternak atau dagangan lainnya, tergantung berapa banyak uangnya. Dia juga tidak pernah menjual dagangannya di atas harga pasar. Tapi orang tak ada yang berani sembrono layaknya dulu, sekalipun hanya membawa kupu-kupu, wangwung, katimumul, atau belalang ke pasar. Dia sudah dianggap seorang wali yang menyamar, sekelas sunan atau wali era Demak Bintoro dulu. "Dia seorang wali masa kini!"

"Seharusnya demikianlah ’wong pinter’, bukannya iklan di koran atau televisi dengan kemampuan yang mengada-ada!"

"Pak Timbil punya ilmu laduni! Kekasih Allah!"

"Tapi katanya dia tak pernah berlama-lama di surau!"

"Apa hubungannya? Kamu sendiri suka berlama-lama zikir, tetapi hatimu seperti pasir, tak ada gunanya!"

"Penjual nyawa!" komentar seseorang di majelis taklim. Lalu, istilah penjual nyawa jadi populer.

Hampir saja sebutan penjual nyawa itu luntur. Ada keluarga si sembuh yang membeli anak sapinya dan dipelihara baik-baik. Sayangnya, anak sapi itu hilang dicuri. Keluarga itu sudah ketar-ketir. Tapi sampai terhitung bulan dan tahun tidak terjadi apa-apa. Tapi pada suatu hari, tepatnya jam tiga pagi, orang yang disembuhkan dari sekarat itu tiba-tiba ditemukan mati. "Tampaknya sapi yang hilang itu dipotong jam tiga tadi!" kata salah satu pelayat.

Pelayat lain menimpali, "Oleh malingnya, sapi itu tak segera dijual, tapi digemukkan dulu biar harganya lebih mahal saat dibawa ke penjagalan!"

Keanehan Pak Timbil mengusik sebuah pesantren, yang lantas menyuruh santrinya menyelidiki Pak Timbil secara diam-diam. Tapi litsus amatiran itu mendapati hasil bila Pak Timbil orang bersih dari hal kotor atau keji lainnya. Kecuali satu, di ka-te-pe-nya ada tanda ’c’. "Apakah dia bekas pe-ka-i?"

"Apa hubungan pe-ka-i dengan kebersihan hati. Mungkin dulu itu hanya salah tunjuk saja, korban fitnah!"

"Bukankah saat itu anaknya yang guru es-te-em dibunuh?"

  "Anak dan bapak jangan kamu seragamkan! Semua juga tahu siapa yang mendalangi pembunuhan itu, yang lantas mengawani pacar anaknya!"

Tentu saja sebutan penjual nyawa tak berani diucapkan terang-terangan di depan Pak Timbil. Pernah ada yang menanyakan perihal kemampuannya itu, tapi dengan gigih Pak Timbil menyangkalnya. "Menghidupkan orang mati? Kalian sangka aku ini Tuhan!" kata Pak Timbil tak suka. Tetapi semakin banyak yang penasaran sehingga kalau ada orang sekarat dipanggillah Pak Timbil. Begitu disentuh tangannya, si sekarat selamat.

"Bagaimana, apakah kalian sudah bertemu Pak Timbil?" tanya Seruni kepada orang-orang suaminya di bangsal RS Tegalyoso.

"Belum!" jawab Lurah Jingklong mewakili mulut anak buahnya. Dia sendiri ogah-ogahan pergi ke belantik itu. Berat rasanya, lebih baik masuk penjara andai saja dia bisa memilih. "Mengapa tidak dicari sendiri?" desak Seruni, penuh kecurigaan akan keseriusan suaminya.

"Ya, akan kucari sendiri!" kata Lurah Jingklong setengah hati dan beranjak pergi. Dengan mobil tuanya, dia menuju desa Pak Timbil. Tapi niat itu diurungkan. Mobilnya dibelokkan ke arah lain. Dengan muka merah berhenti di tepi jalan tengah sawah. Turun dari mobil, lalu melorotkan celananya. Sudah dua hari dia anyang-anyangen, kencing sedikit-sedikit dan membuat nyeri lutut. Kadang dia harus bergetar saat airnya tidak jadi keluar. Dia berpikir, Seruni sengaja mempermalukannya supaya mengemis-ngemis perpanjangan nyawa anaknya. Tapi bukankah anaknya betul-betul sekarat karena kecelakaan. Sangat berat hatinya. Tatapan mata Pak Timbil dulu belum bisa dilupakannya. Tatapan yang menghunjam jantungnya, apalagi ketika kepala anaknya itu terkulai lemah di pangkuannya. Lurah Jingklong berbalik arah, kembali ke rumah sakit.

"Berangkatlah, Pakne! Kasihan Seruni...!" bujuk istrinya.

"Aku tidak suka disebut penjual nyawa!" jawabnya. Dia menyembunyikan hatinya. Luka lama terhadap Lurah Jingklong masih sangat terasa. Saat itu ketika dia sedang memangku anak laki-laki tunggalnya yang sekarat dengan leher tergorok, Jingklong muda meludahi mukanya layaknya binatang najis. Bukan itu saja, pemuda itu juga mengayunkan golok ke lehernya. Untung saja beberapa orang berhasil mencegah sehingga dia masih hidup sampai sekarang.

"Berangkatlah, Pakne! Kasihan anak Seruni...," ulang istrinya. Perempuan itu lebih lapang dada daripada dirinya. Belantik kambing itu diam saja. Tetapi dalam hatinya jadi menimbang-nimbang. Karma itu akan datang pada Lurah Jingklong, anaknya sekarat di depan matanya. Mungkin akan segera mati di dekapannya.

"Tidak kutemukan!" kata Lurah Jingklong kepada istrinya dengan nada sedih, menyembunyikan kebohongannya. Beberapa orang ikut kecewa. Dokter dan perawat sangat sibuk, ruang ICU jadi sunyi senyap. Hanya ada suara anak Seruni yang megap-megap ingin memisah dunia.

"Itu istri Pak Timbil!" seru beberapa orang ketika melihat istri Pak Timbil menuju arah mereka. Tak lama kemudian tergopoh Pak Timbil datang. Lurah Jingklong terpana seakan tak percaya, lalu menyambut dan menjatuhkan diri mendekap kaki Pak Timbil sambil menangis sesenggukan.

"Sudahlah!" kata Pak Timbil lirih sambil mengelus rambut Lurah Jingklong layaknya mengelus anaknya dulu. Dengan tergesa, beberapa orang masuk ke ruang intensif, dokter dan suster segera keluar ruangan. Pak Timbil masuk disertai Lurah Jingklong dan istrinya. Dipijitnya kaki anak Seruni. Tak berapa lama tubuh anak muda itu mulai memerah, tanda kehidupannya mulai mengalir. Setelah itu mata anak Seruni terbuka, menguap dan tersenyum. Pak Timbil keluar ruangan, Lurah Jingklong mengikutinya layaknya takut ditinggalkan bapaknya. "Apa yang Bapak bawa?" tanya Lurah Jingklong.

"Ada di luar sana. Kutambatkan di pohon palem depan rumah sakit!" jawab Pak Timbil. Lurah Jingklong meraih tangannya, menciuminya, lalu bergegas keluar rumah sakit hendak memastikan jenis binatang sambungan nyawa anaknya. Sampai di luar dilihatnya seekor anak kerbau yang sempoyongan, lehernya terluka, dan mengucurkan darah. Gemparlah rumah sakit dan sejak itu Pak Timbil menghilang bersama istrinya, tidak pernah terlacak sampai sekarang. ***

Jakarta, 22 April 2006
Cerpen: Setiawan G Sasongko 
Sumber: Kompas, Edisi 06/04/2006 
Diposting kembali Oleh: Sahabat KLIK
Read More

Alam Akhirat

Dengan pakaian yang amat sederhana layaknya seperti rakyat jelata, baginda keluar istana secara diam-diam. Pagi yang masih gelap dan keinginan Baginda raja menyamar menjadi rakyat biasa untuk melihat keadaan rakyatnya.

Hari berangsur siang, ia menyusuri jalan dan lorong perkampungan. Di sebuah perkampungan beliau melihat beberapa orang berkumpul. Setelah Baginda mendekat, ternyata seorang ulama sedang menyampaikan kuliah tentang alam barzah. Tiba-tiba ada seorang yang datang dan bergabung di situ, la bertanya kepada ulama itu.

"Kami menyaksikan orang kafir pada suatu waktu dan mengintip kuburnya, tetapi kami tiada mendengar mereka berteriak dan tidak pula melihat penyiksaan-penyiksaan yang katanya sedang dialaminya. Maka bagaimana cara membenarkan sesuatu yang tidak sesuai dengan yang dilihat mata?"

Ulama itu berpikir sejenak kemudian ia berkata, "Untuk mengetahui yang demikian itu harus dengan panca indra yang lain. Ingatkah kamu dengan orang yang sedang tidur? Dia kadangkala bermimpi dalam tidurnya digigit ular, diganggu dan sebagainya. la juga merasa sakit dan takut ketika itu bahkan memekik dan keringat bercucuran pada keningnya. la merasakan hal semacam itu seperti ketika tidak tidur. Sedangkan engkau yang duduk di dekatnya menyaksikan keadaannya seolah-olah tidak ada apa-apa. Padahal apa yang dilihat serta dialaminya adalah dikelilingi ular-ular. Maka jika masalah mimpi yang remeh saja sudah tidak mampu dilihat oleh mata lahir, apakah mungkin engkau bisa melihat apa yang terjadi di alam barzah?"

Baginda Raja terkesan dengan penjelasan ulama itu. Baginda masih ikut mendengarkan kuliah itu. Kini ulama itu melanjutkan kuliahnya tentang alam akhirat. Dikatakan bahwa di surga tersedia hal-hal yang amat disukai nafsu, termasuk benda-benda. Salah satu benda-benda itu adalah mahkota yang amat luar biasa indahnya. Tak ada yang lebih indah dari barang-barang di surga karena barang-barang itu tercipta dari cahaya. Saking ihdahnya maka satu mahkota jauh lebih bagus dari dunia dan isinya. Baginda makin terkesan. Beliau pulang kembali ke istana.

Baginda sudah tidak sabar ingin menguji kemampuan Abu Nawas. Lantas dipanggilah Abu Nawas.

"Aku menginginkan engkau sekarang juga berangkat ke surga kemudian bawakan aku sebuah mahkota surga yang katanya tercipta dari cahaya itu. Apakah engkau sanggup Abu Nawas?"

"Sanggup Paduka yang mulia." kata Abu Nawas langsung menyanggupi tugas yang mustahil dilaksanakan itu. "Tetapi Baginda harus menyanggupi pula satu syarat yang akan hamba ajukan."

"Sebutkan syarat itu." kata Baginda Raja.

"Hamba mohon Baginda menyediakan pintunya agar hamba bisa memasukinya."

"Pintu apa?" tanya Baginda belum mengerti.

"Pintu alam akhirat." jawab Abu Nawas.

"Apa itu?" tanya Baginda ingin tahu.

"Kiamat, wahai Paduka yang mulia. Masing-masing alam mempunyai pintu. Pintu alam dunia adalah liang peranakan ibu. Pintu alam barzah adalah kematian. Dan pintu alam akhirat adalah kiamat. Surga berada di alam akhirat. Bila Baginda masih tetap menghendaki hamba mengambilkan sebuah mahkota di surga, maka dunia harus kiamat teriebih dahulu."

Mendengar penjelasan Abu Nawas Baginda Raja terdiam.

Di sela-sela kebingungan Baginda Raja Harun Al Rasyid, Abu Nawas bertanya lagi, "Masihkah Baginda menginginkan mahkota dari surga?"

Baginda Raja tidak menjawab. Beliau diam seribu bahasa, Sejenak kemudian Abu Nawas mohon diri karena Abu Nawas sudah tahu jawabnya.
Read More

Profil dan Mp3 Rossa

Nama asli : Sri Rossa Roslaina Handiyani
Tanggal lahir : 09 Oktober 1978
Lahir di : Sumedang, Jawa Barat, Indonesia
Zodiac : Libra
Terkenal sejak merilis single "Nada-Nada Cinta" (1996)

Penyanyi bernama lengkap Sri Rossa Roslaina Handiyani, atau yang akrab disapa Rossa, lahir di Sumedang, 9 Oktober 1978. Wanita jobolan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Indonesia ini merupakan anak pertama dari tiga bersaudara pasangan Ukas Hasan Irawan dan Eni Kusmiani.

Rossa mewarisi bakat menyanyi yang sudah ia tunjukkan sejak kecil dari ibunya. Bahkan menginjak usia 10 tahun, Rossa sudah merilis sebuah album anak-anak berjudul "Untuk Sahabatku" (1988). Namun album tersebut gagal menyedot perhatian publik.

Nama Rossa melambung ketika ia merilis album dewasa pertamanya yang bertajuk "Nada Nada Cinta" (1996). Album yang mengusung single dengan judul yang sama, "Nada Nada Cinta" (!1996), meraih kesuksesan luar biasa dengan penjualan mencapai 750 ribu copy. Hal ini membuat "Nada Nada Cinta" disemati Diamond Award yang setara dengan 10 kali Platinum Award.

Album kedua Rossa, "Tegar" (2000), resmi dirilis. Single "Tegar" (2000) yang menjadi andalan pun sukses membawa Rossa sebagai "Most Favorite Female Artist" di ajang penghargaan "MTV Indonesia Awards 2000".

Respon positif publik membuat Rossa terus eksis di industri musik Indonesia dengan merilis beberapa album selanjutnya, yaitu "Kini" (2002), "Kembali" (2005) dan "Yang Terpilih" (2007). Album "Yang Terpilih" memuat lagu-lagu lama Rossa yang ia nyanyikan kembali dengan aransemen baru. Album ini mendapat respon hangat sampai ke negeri Jiran, Malaysia.

Rossa merilis album "Yang Terpilih" di Malaysia pada Mei 2007. Rilisnya album tersebut di Malaysia membawa lagu Rossa sebagai pemenang kategori "Lagu Bahasa Melayu Terbaik Dipersembahkan Oleh Artis Luar Negara" di ajang "Anugerah Industri Muzik ke-15" tahun 2009.

Suara emas Rossa mendapat kepercayaan dari Melly Goeslaw untuk membawakan lagu ciptaannya sebagai original soundtrack di film "Ayat-Ayat Cinta" (2008). Seakan tak mau berhenti berkarya, Rossa meneruskan karirnya dengan merilis album self-titled, "Rossa" (2009), "Harmoni Jalinan Nada & Cerita" (2010) dan "The Best of Rossa" (2011). sumber info

Dan berikut daftar lagu Rossa yang bisa kamu download:

Wanita Yang Kau Pilih.mp3
Terlalu Cinta.mp3
Hey Ladies.mp3
Hati Yang Kau Sakit.mp3
(Feat Pasha) Terlanjur Cinta.mp3
1000 Malam.mp3
Tega.mp3
Cerita Cinta.mp3
Impas.mp3
Sakit Hatiku.mp3
Takkan Berpaling Dari Mu.mp3
Takdir Cinta.mp3
Ayat-Ayat Cinta.mp3
Pudar.mp3
Atas Nama Cinta.mp3
Aku Bukan Untukmu.mp3
Bicara Pada Bintang.mp3
Hati Yang Terpilih.mp3
Kecewa.mp3
Ku Menunggu.mp3
Malam Pertama.mp3
Nada-Nada Cinta.mp3
One Night Lover (Feat Joe Flizzow).mp3
Sakura.mp3
Tak Sanggup Lagi.mp3
Read More

Cek Peringkat Web di Pagerank, Alexarank, dan DMOZ

Tool di bawah ini adalah Alat untuk mengecek atau melihat informasi peringkat web berdasarkan peringkat Google PageRank, Alexa Rank dan DMOZ

Jadi, buat kamu yang ingin mengetahui seberapa bagus atau tinggi peringkat blog kamu silahkan cek URL Link dan lihat hasilnya:

Masukkan URL:
(mis. webkamu.com)
Powered by: WebToolHub.com
Read More

Konversi Teks ke HTML

Alat konversi ini adalah mengubah jenis file dari teks doc dan txt ke file html. Artinya untuk anda yang memposting satu dokumen masih dalam bentuk doc atau txt ke bentuk file html.

Tool di bawah ini khusus buat kamu blogger pemula yang masih minim tentang html atau malas utak atik html. Silahkan konversi dokumen doc atau txt ke bentuk html.

Masukan Data Dokumen Kamu
Powered by: WebToolHub.com
Read More

Convertion HTML

Buat kamu yang ingin kode HTML terlihat dipostingan dengan cara converter. Silahkan konfersi kode HTML kamu dan lihat hasilnya.

Masukkan Data
Powered by: WebToolHub.com
Read More

Script Membuat Jam di Sudut Kiri Atas


Dunia script tidak lepas dengan dunia mempercantik tampilan blog. Dan saya dengan rasa penasaran yang meletup-letup mencari dan mempelajari script dari situs demi situs. Dan tampilan jam yang kamu lihat ini tidak lain dari hasil pencarian. Maaf jika saya lupa sumber asal script yang saya tampilkan dan dimodifikasi sesuai selera saya.

Silahkan kamu lihat detak demi detak tampilan jam yang terlihat di sudut kiri postingan...

Ok, sudah kamu lihat..

Mencoba membuat tampilan jam tersebut buat blog kamu. berikut cara buat dan amat mudah kok..

Cukup simpan dibagian mana yang menurut kamu sip buat selera kamu skrip di bawah ini.

<span id="liveclock" style="position:absolute;left:0;top:0;">
</span>


kode js

<script language="JavaScript">
function show5(){
if (!document.layers&&!document.all&&!document.getElementById)
return
var Digital=new Date()
var hours=Digital.getHours()
var minutes=Digital.getMinutes()
var seconds=Digital.getSeconds()
var dn="AM"
if (hours>12){
dn="PM"
hours=hours-12
}
if (hours==0)
hours=12
if (minutes<=9)
minutes="0"+minutes
if (seconds<=9)
seconds="0"+seconds
//susun jenis font sesuai selera kamu di bawah ini
myclock=" <font size='7' face='comic sans ms' color='blue'>
<b> <font size='4'>Sekarang Jam: </font> </br>"+hours+":"+minutes+":"
+seconds+" "+dn+" </b> </font>"
if (document.layers){
document.layers.liveclock.document.write(myclock)
document.layers.liveclock.document.close()
}
else if (document.all)
liveclock.innerHTML=myclock
else if (document.getElementById)
document.getElementById("liveclock").innerHTML=myclock
setTimeout("show5()",1000)
}
</script>


Dan simpan kode di bawah ini tepat di bawah tag <body>
<body onLoad="show5()">

Gitu aja yah postingan aku selamat mencoba.
Read More